Allahuakbar,
allahuakbar, allahuakbar, lailahaillahuwallahu akbar, allahuakbar,
walillahilhamd.
Hari
ini umat muslim merayakan hari raya Idul Adha, setelah kemarin tanggal 23
September 2015 umat muslim yang menunaikan ibadah haji melaksanakan wukuf
dipadang arafah. Tak lupa admin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1436 H, Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Di
hari raya Idul Adha ini umat muslim mempunyai ritual sakral yaitu ibadah
Qurban, yaitu menyembelih hewan ternak yang telah memenuhi syarat dan dagingnya
diberikan kepada orang yang berhak (orang miskin, fakir, yatim piatu dan
lain-lain).
Ritual
ini diperintahkan berdasarkan sejarah Nabi Ibrahim as yang diperintah Allah
untuk menyembelih anaknya sendiri Nabi Ismail as, sebagai ujian keimanan
keduanya.
Suatu
malam Nabi Ibrahim as bermimpi bahwa beliau disuruh untuk menyembelih putranya
sendiri Nabi Ismail as. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara
turunnya wahyu Allah , maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus
dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Beliau pun terbangun, dan duduk termenung
memikirkan peintah itu. Seorang anak yang selama ini diidam-idamkan sebagai
penerusnya harus disembelih dengan tangannya sendiri.
Namun
sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah yang menjadi teladan bagi para pengikutnya
dalam menjalankan segala perintah Allah mau tak mau harus melaksanakan perintah
tersebut. Beliau harus menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya
kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain tanpa memikirkan konsekuensinya.
Nabi Ibrahim merasa sangat berat melaksanakan perintah tersebut, namun sesuai
dengan firman Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan
kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim membuang semua
keraguannya dan memantapkan hatinya untuk menyembelih puteranya sendiri Nabi
Ismail sebagai qurban. Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke
Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah
perintahkan.
Setelah diberitahukan alasan mengapa ayahnya datang ke Makkah, Nabi Ismail pun
menjawab.:" Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh
Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar
dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah
itu , agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga
menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah
yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila
melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan
agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir
sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk
menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan
baginya dari putera tunggalnya." Nabi Ibrahim pun memeluk anaknya Nabi
Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah
aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua
yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah
Allah."
Tibalah hari dimana pengorbanan itu tiba, tangan dan kaki Nabi Ismail pun
diikat sesuai permintaannya. Dengan bergelimangan air mata, Nabi Ibrahim
memandang ke wajah anaknya untuk terakhir kali dan bersiap menyembelih
puteranya sendiri. Namun anehnya, parang yang sudah diasahnya sedemikian
tajamnya tiba-tiba menjadi tumpul, tak mampu menggores kulit Nabi Ismail
sedikit pun. Sadar akan hal itu, Nabi Ismail pun berkata kepada ayahnya Nabi
Ibrahim: :" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong
leherku karena melihat wajahku, cobalah telengkupkan aku dan laksanakanlah
tugasmu tanpa melihat wajahku."
Namun
apa daya itu merupakan kehendak Allah dan merupakan mukjizat untuk kedua Nabi
mulia itu sebagai tanda bahwa perintah itu hanyalah ujian bagi keduanya untuk
menguji sampai sejauh mana ketaatan dan kecintaan mereka kepada Allah SWT.
Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih
puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah bahwa beliau telah
berhasil melaksanakan perintah Allah, dan perintah itu hanyalah ujian bagi
keduanya. Dan Allah menebus Nabi Ismail dengan seekor kambing, dan
memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih kambing tersebut yang sudah ada
disampingnya. Segera Nabi Ibrahim menyembelih kambing itu dengan parang yang
tumpul tadi namun ajaibnya parang itu dengan mudahnya menyayat leher si
kambing. Itulah kehendak Allah, apapun bisa terjadi.
فَبَشَّرۡنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِيمٍ۬ (١٠١) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلۡمَنَامِ أَنِّىٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٠٢) فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُ ۥ لِلۡجَبِينِ (١٠٣)وَنَـٰدَيۡنَـٰهُ أَن يَـٰٓإِبۡرَٲهِيمُ (١٠٤) قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٠٥) إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَـٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ (١٠٦) وَفَدَيۡنَـٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٍ۬ (١٠٧) وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِى ٱلۡأَخِرِينَ (١٠٨) سَلَـٰمٌ عَلَىٰٓ إِبۡرَٲهِيمَ (١٠٩)كَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١١٠) إِنَّهُ ۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (١١١)
101.
Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar[1283].
102.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
103.
tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).
104.
dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
105.
Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah
Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
106.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
107.
dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar[1285].
108.
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang
datang Kemudian,
109.
(yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
110.
Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
111.
Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
[1283]
Yang dimaksud ialah Nabi Ismail a.s.
[1284]
Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar
dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
[1285]
Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah
melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya
dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya
Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.
Itulah
kisah sejarah dan asal usul ritual Qurban umat Muslim, yaitu untuk mengenang
dan menteladani ketulusan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menunaikan
perintah Allah SWT. Semoga umat muslim semuanya dapat mencontoh ketulusan Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah SWT tanpa memikirkan
konsekuensinya. Amiin.